KABEL COAXIAL
Kabel Coaxial adalah media
penghantar atau transmitor yang bertugas menghantarkan setiap informasi yang
telah diubah menjadi signal listrik.
Kabel Coaxial menghasilkan
spectrum frekwensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan kable
twisted-pair. Kabel coaxial jaringan TV yang biasa dapat mensupport frekwensi
370 MHz. Sedangkan kabel coaxial terbaru yang sudah dikembangkan lebih baik
seperti Hybrid Fiber Coax (HFC) dapat mensupport system dengan frekwensi
750 MHz atau 1.0000 MHZ.
Dari segi kapasitas, kabel
coaxial dapat menghasilkan kapasitas 370-1.000 kali lebih besar dari sebuah
kable twisted-pair. Dengan kapsitas sebesar ini, kabel coaxial dapat digunakan
sebagai sarana pada sebuah jaringan broadband. Besarnya kapasitas ini
tergantung dari lokasi (standard yang berlaku di tempat tersebut). Pada system
di Amerika Utara, setiap kanal TV kabel menggunakan bandwidth 6MHZ, sesuai
dengan standard NTSC (National Television System Committee. Di Eropa, dengan
standard PAL (Phase Alternate Line), bandwidth kanalnya ialah 8 MHz. Dengan
bandwidth dan kapasitas yang lebih besar, kable coaxial juga akan mensupport
system dengan service yang beragam, seperti voice, data, video dan multimedia.
Kabel coaxial juga menawarkan performance
yang jauh lebih baik dari kabel twisted-pair, karena pelindung yang berupa
ayaman tembaga pada kabel coaxial akan melindungi pusat kabel dari interferensi
gelombang elektomagnetik yang berasal dari luar kabel, sehingga akan mengurangi
terjadinya error/noise dan cross talk. Hal ini memungkinkan kabel coaxial untuk
mencapai bit error rate sampai dengan 1/1.000.000.000. Intensitas error, noise
dan crosstalk yang lebih kecil ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah
amplifier yang dibutuhkan untuk mengguatkan sinyal yang lemah sepanjang jalur
transmisi, dimana dengan menggunakan kabel coaxial amplifer hanya dibutuhkan
setip jarak 2,5 km.
Sejarah
Kabel Coaxial berkembang
pada tahun 1920 sebagai kelanjutan dari penemuan bentuk saluran dengan jumlah dua
kawat yang sudah digunakan pada periode jauh sebelumnya. Kemudian pada tahun
1941, jaringan kabel koaksial buatan laboratorium Bell jenis L1 digunakan untuk
menghubungkan antar wilayah perkotaan di daerah Amerika bagian Timur. Lalu
ketika televisi menjadi suatu teknologi yang populer, kabel coaxial ternyata
terbukti dapat juga digunakan sebagai penyalur isi informasi siaran. Tahun –
tahun berikutnya laboratorium Bell terus melakukan pengembangan peralatan
multipeks dan repeater ( penunjang ) untuk transmisi yang lebih efisien. Tahun
1953, sistem L1 kemudian dioperasikan dengan kemampuan yang lebih besar
daripada L1, yakni dalam angka 1860 kanal. Pada akhir tahun 1960-an, kabel
coaxial mampu berpartisipasi dalam sistem mikrowave dimana keberadaan kabel coaxial
dapat menekan adanya biaya konstruksi dan pemeliharaan.
Keunggulan
Kabel jenis ini mempunyai
kemampuan dalam menyalurkan signal listrik yang lebih besar dibandingkan
saluran transmisi dari kawat biasa. Selain itu kabel coaxial memiliki tahanan
arus yang semakin kecil pada frekuensi yang lebih tinggi. Perambatan energi
elektromagnetiknya dibatasi dalam pipa dan juga sekat dari pengaruh interfensi
atau gangguan dari luar. Pada perkembangannya, pemakaian pesawat telepon yang
semakin meningkat menyebabkan adanya keterbatasan penampungan spektrum yang
tersedia pada mikrowave. Hal ini berdampak pada peningkatan penggunaan kabel
coaxial sebagai penunjang jalur mikrowave pada jarak yang pendek.
Kelemahan
Walaupun kabel coaxial pada
dasarnya memiliki tingkat keandalan yang tinggi dalam proses transmisi. Dari
sisi ekonomi, sistem penyaluran informasi menggunakan kabel ini memiliki
kelemahan yakni dalam hal investasi dan biaya pemeliharaan yang mahal. Lebar
bidang frekuensi dalam kabel coaxial hanya terbatas oleh gain (
pengerasan ) yang dikehendaki, yang diperlukan untuk mempertahankan mutu signal
yang baik. Dalam suatu jarak tertentu, transmisi signal elektromagnetik harus
dikuatkan dengan serangkaian repeater yang terbuat dari tabung elektron pada
jalur tersebut, agar penyampaian komunikasi berjalan lebih baik. Satu kelemahan
yang juga melanda kabel coaxial, yakni adanya pengaruh yang besar dari variasi
temperatur. Hal ini dapat berpengaruh pada mutu dan kualitas dari sistem
coaxial tersebut. Masalah ini ditanggulangi dengan adanya penanaman kabel di
dalam tanah dan juga mengandalkan bantuan repeater yang bertugas sebagai
penyeimbang tambahan terhadap perubahan variasi temperatur yang terjadi dalam
kabel.
Susunan / Bagian Kabel Coaxial
1. Konduktor
Konduktor
kabel terbuat dari bahan tembaga padat atau biasa disebut Kabel Tunggal
berbentuk silindris berkonduktivitas tinggi. Untuk diameter dari kabel
tidak diperbolehkan melebihi 0,02 mm dan 1,53 mm. Sedangkan untuk tahanan dari
konduktor yang letaknya di dalam ( inner conductor) adalah 1/58 per 1 meter.
2. Isolator
Isolator kabel
terbuat dari bahan polietilena homogen dan melingkari pada konduktor utama.
Untuk diameter nominalnya yakni 0,97 mm dan juga tidak diperbolehkan melebihi
0,05 mm.
3. Konduktor bagian luar
Konduktor terbuat
dari pita tembaga yang memiliki tebal 0,25 mm dengan maksimum toleransi 0,2 mm
pada posisi memanjang dan sedikit tumpang tindih. Untuk tahanannya adalah
sebesar 1/52 per meter. Pada bagian atas pita tembaga ini dibalut dengan dua
lapis pita baja yang memiliki tebal 0,15 mm yang digunakan sebagai pelindung
elektromagnetik.
4. Pelindung (Grounding)
Pelindung di sini
terdiri dari tujuh buah kawat baja disusun berjajar dan dirangkai bersilang
mengelilingi isolator bagian dalam dengan ukuran 2 mm dan dengan daya kuat
tarik sebesar 3,010 kgf. Juga berfungsi sebagai Grounding, dan membantu fungsi
Pita Tembaga dalam mengurangi pengaruh interferesi frekuensi liar yang
mengganggu.
5. Isolator luar (Kulit Kabel)
Isolator luar
kabel terbuat dari polietilena yang dicampur dengan karbon hitam sebanyak 2%.
Untuk tebal rata – rata pembungkus tidak diperbolehkan melebihi dari 2 mm dan
juga tidak boleh kurang dari 1,6 mm. Sementara untuk tebal dari bagian antara
penggantung dengan kabel adalah 3,4 mm dan dengan tinggi 3 – 4,5 mm.
Beberapa Type Kabel Coaxial yang digunakan dalam Jaringan Computer, Yaitu :
1. Coaxial RG - 62A / U
Kabel
Coaxial RG - 62A / U adalah Kabel Coaxial kecil berwarna hitam dengan inti
berupa kabel serabut. Ukuran kabel ini kurang lebih 0,25 inch (66 mm). Kabel
ini banyak gunakan pada jaringan ArcNet dengan topologi bus maupun star. Kabel
ini mampu mentransfer data dengan kecepatan mencapai 2,5 Mbps pada jaringan
ArcNet, yang merupakan kecepatan yang cukup rendah untuk komunikasi data dalam
sebuah jaringan komputer, namun karena kemudahan instalasinya maka kabel ini
banyak digunkan. Kabel ini mempunyai impedansi sebesar 93 Ohm dan mampu
mentransfer data sampai jarak lebih kurang 1000 feet pada topologi bus dan
dapat mencapai lebih kurang 2000 feet pada topologi star dengan menggunakan
bantuan Active hub.
Connector yang digunakan untuk
menghubungkan kabel ini adalah,Connector BNC (BNC Plug) pada ujung
kabel. Pada topologi bus ditambahkan connector T-BNC pada tiap kartu
jaringan yang terpasang di komputer atau pada pada tiapsimpul jaringan (node).
Pada kedua ujung jaringan (BNC Terminator) berukuran 93 Ohm.
Sedangkan jika kita terpaksa harus menyambung dua ruas kabel ini maka kita
harus bisa menyambungnya dengan bantuan Connector I-BNC.
2. Coaxial RG - 58A / U
Kabel
Coaxial RG - 58A / U merrupakan kabel coaxial kecil berwarna hitam mirip
seperti kabel coaxial RG - 62A / U. Kabel coaxial RG - 58A / U ini menggunakan
inti kabel berupa kabel tembaga tunggal, namun ada juga yang menggunakan kabel
serabut. Kabel ini memiliki impedensi sebesar 50 Ohm. Kabel ini banyak
digunakan untuk jaringan Ethernet dengan Topologi Bus. Karena mudah dan
murah instalasi jaringan Ethernet ini maka sering disebut dengan jaringan
Cheaper-net. Karena bentuk kabelnya yang kecil maka sering pula disebut
dengan Thin Ethernet. Kabel ini mampu menghubungkan hingga 30
simpul jaringan (node) dengan jarak maksimum mencapai 185 meter (607
feet).
Connector yang digunakan untuk
menghubungkan kabel ini adalah connector BNC (BNC Plug) sebagaimana
digunakan pada kabel coaxial RG - 62A / U. Begitu pula pada simpul jaringan digunkan
connector T-BNC seperti RG - 62A / U. Sedangkan pada kedua ujung jaringan (Awal
dan Akhir rangkaian kabel) digunakan terminator 50 Ohm, yang salah satunya
dihubungkan dengan Ground. Jika terpaka untuk menyambung dua ruas kabel ini,
kita bisa menggunakan Connector I-BNC.
3. Coaxial RG - 8 (Yellow
Cable)
Kabel
Coaxial RG - 8 ini berwarna kuning maka kabel ini sering pula disebut
dengan YELLOW CABLE. Kabel Coaxial ini memiliki ukuran fisik dua kali lebih
besar dibanding RG - 58A / U, yaitu berdiameter 13 mm (0.5 inch). Namun
demikian kabel ini memiliki nilai impedansi sama dengan kabel coaxial RG - 58A
/ U, yaitu sebesar 50 Ohm. Oleh sebab itu untuk terminasi kabel ini digunakan
terminator 50 Ohm. Kabel coaxial ini mampu mentransmisikan data hingga jarak
500 meter tanpa perangkat tambahan repeater atau lainnya.
Untuk
menghubungkan sebuah node ke kabel RG - 8 digunakan perangkat tambahan
berupa transceiver. Transceiver dikaitkan pada kabel coaxial dengan
menggunakan Backbone Connector yang terdapat pada perangkat transceiver
tersebut. Ada 2 jenis backbone connector yang digunakan pada
transceiver, yaitu :
Clamp-on Connector dan
N-series Connector. Sedangkan komputer atau perangkat lain yang menjadi node
dihubungkan ke transceiver dengan menggunakan kabel AUI atau Drop
Cable. Kabel AUI ini berupa kabel data dengan panjang maksimum 50 meter dan
menggunakan connector tipe D atau DIX.connector yang berukuran 15 pin atau
db-15. Jumlah node dalam satu ruas kabel coaxial RG - 8 bisa mencapi 100
nod
Kelebihan dan Kekurangan Kabel
Coaxial
Kabel coaxial adalah salah satu jenis kabel jaringna
yang saat ini mungkin kurang populer digunakan, karena masih kalah populer
dengan kabel UTP dan juga kabel Fiber Optic. Kabel coaxial sendiri merupakan
sebuah kabel jaringan yang terdiri dari satu buah kawat tembaga, yang dilapisi
oleh berbagai macam lapisan pelindung, sehingga hal ini membuat kabel coaxial
biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih besar dan juga lebih tebal daripada
kabel jaringan lainnya.
Kabel
coaxial sendiri memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan. Berikut ini
adalah beberapa kelebihan dan kekurangan kabel coaxial :
Kelebihan
kabel coaxial
1. Harga yang lebih murah daripada
fiber optic
Coaxial
merupakan jenis kabel jaringan yang memiliki harga yang cukup ekonomis.
Meskipun lebih mahal daripada kabel UTP atau unshielded twisted pair, namun
kabel coaxial memiliki harga yang lebih murah daripada kabel fiber optic. Hal
ini membuat biaya investasi untuk kabel coaxial itu sendiri menjadi lebih
murah, namun dengan kecepatan transmisi dan juga perlindungna kabel yang lebih
baik apabila dibandingkan dengan kabel UTP biasa.
2. Cocok digunakan pada topologi Bus
dan juga ring
Kabel
coaxial adalah jenis kabel yang sangat cocok pada sebuah jaringna kecil, dan
juga menggunakan topologi jaringan bus ataupun ring. Dengan menggunakan kabel
coaxial ini, maka arus data pada topologi jaringna bus dan juga topologi
jaringan ring akan berjalan lebih baik dan juga lebih lancar dibandingkan
dengan menggunakan kabel jaringan UTP biasa. Selain itu, kabel coaxial juga
optimal digunakan pada sebuah jaringan yang berada pada lokasi yang tidak
terlalu luas, sehingga cocok diimplementasikan pada skala ruangan kecil.
3. Dapat menjadi media penghantar
listrik dan juga data dengan baik
Kabel
coaxial saat ini masih digunakan, sebagai media penghantar data apda jaringan,
juga sering digunakan sebagai media pada pengantar sinyal – sinyal
elektrik,seperti listrik. Kabel ini memiliki perlindungan yang sangat baik,
terutama terhadap sinyal – sinyal listrik, sehingga sangat pas untuk digunakan
pada jaringan yang banyak mengalirkan listrik. Selain dapat membantu
mengalirkan listrik dengan baik, kabel coaxial juga dapat meneruskan sinyal –
sinyal seperti data dan juga informasi pada jaringan komputer lebih baik,
dibandingkan dengan kabel UTP.
4. Perlindungan terhadap kawat tembaga
yang optimal, sehingga cocok sebagai kabel bawah tanah
Salah satu
hal yang paling menarik dari kelebihan kabel coaxial ini adalah perlindungan
terhadap kawat tembaganya yang sangat baik. Ya, berbeda dengan kebel UTP yang
tidak memiliki perlindungan sama sekali, kabel coaxial memiliki perlindungan
yang sangat baik untuk melindungi kawat tembaga yang akan digunakan untuk
mentransmisikan jaringan komputer. Hal ini membuat kabel coaxial cocok untuk
ditempatkan sebagai kabel di dalam tanah, ataupun ditempatkan pada lokasi
tertentu yang kemungkinan sering mengalami ganggaun hama pengerat, seperti
tikus dan sejenisnya.
5. Noise resistance yang tinggi
Dengan
perlindungan kabel tembaga yang tebal dan juga optimal, maka hal ini
menyebabkan kabel coaxial menjadi salah satu kabel dengan tingkat noise
resistance yang cukup baik, jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP biasa
yang sangat mudah terganggu oleh gangguan radiasi sinyal – sinyal radio.
Kekurangan
kabel coaxial
1. Kontur kabel yang cenderung besar,
tebal, dan juga kaku, membuat kabel ini sulit untuk dibentuk seperti kabel utp
ataupun fiber optic
Salah satu
hal yang menyebabkan kabel coaxial kalah populer dibandingkan dengan kabel UTP
dan juga kabel fiber optic adalah karena kabel coaxial merupakan jenis kabel
yang cenderung kaku dan juga besar dan tebal. Hal ini akan menyulitkan
manajemen perkabelan, yang kebanyakan membutuhkan lokasi yang sempit. Dengan
menggunakan kabel coaxial, terutama pada lokasi atau tempat yang kecil dan
sempit, seperti lemari, dan sebagainya, maka tentu saja akan sangat repot
menggunakan kabel coaxial. Karena itu, kabel coaxial hingga saat ini masih
kalah dari fiber optic dan juga UTP, terutama dalam hal fleksibilitas kabel
terhadap lokasi penempatan kabel.
2. Jarak jangkauan kabel coaxial yang
terbatas, sehingga dibutuhkan repeater
Kabel
coaxial juga memilik kelemahan berupa jangkauan jarak yang tidak sejauh kabel
UTP, Fiber Optic ataupun wireless. Karena itu, ketika anda menggunakan kabel
coaxial untuk membangun sebuah jaringan komputer, dibutuhkan alat bantu berupa
repeater yang akan menambah jarak jangkauan dari kabel coaxial yang anda
gunakan. Ini juga merupakan salah satu hal yang paling banyak dijadikan alasan,
mengapa kabel coaxial masih kalah populer denan kabel fiber optic ataupun kabel
UTP.
3. Untuk pembuatan jaringan kabel bawah
tanah, membutuhkan biaya investasi yang cukup besar
Meskipun memiliki keunggulan berupa perlindungan yang
sangat baik, karena lapisan luarnya yang tebal, dan juga sanggup menjadi kabel
jaringan bawah tanah, namun demikian biaya investasi untuk mengimlementasikan
kabel coaxial di bawah tanah ini tentu saja sangatlah besar, karena membutuhkan
banyak sekali biaya dan juga perencanaan tata kota yang lebih matang.
4. Hanya terdapat satu buah kawat
tembaga di dalam coaxial, sehingga bisa saja terjadi tabrakan antara traffic
dalam jaringan kabel.
Kekurangan
lainnya yang menyebabkan kabel coaxial menjadi salah satu jenis kabel jaringan
yang jarang digunakan dan juga kurang populer adalah karena kabel coaxial hanya
mendukung satu buah kawat tembaga di dalamnya, berbeda dengan kabel UTP dan
juga kabel optic yang terdiri dari beberapa pasang kabel di dalamnya. Hal ini
menyebabkan akan sangat mungkin terjadi collision atau tabrakan ketika
transmisi data sedang berlangsung, yang tentu saja akan menyebabkan gangguan
pada jaringan anda.